sumutbrantas.id
Medan ,Kasus penganiayaan yang di lakukan oleh seorang pria yang mengaku sebagai anggota Polrestabes Medan kini menjadi sorotan publik setelah melakukan penganiayaan dan pengancaman terhadap Dalvin Kristanto warga jalan pertempuran no 61- E Rt Rw medan barat kota medan melaporkan tindakan kekerasan yang dialaminya. Peristiwa itu terjadi pada 12 Oktober 2025 ada pun yang melakukan penganiayaan , dan pengancaman itu dilakukan seorang pria bernama Salman yang mengaku sebagai anggota polrestabes medan .

Ada pun awal permasalahannya berawal dari hilangnya sebuah kereta SCOOPY milik Nisa yang di duga adalah kekasih dari salman.peristiwa itu terjadi tepat dihari sabtu
12 oktober 2025 mereka berkumpul di rumah kerabat dari dalvin fristanto tapi selang berapa saat kemudian dalvin di telepon orang tua nya di suruh pulang ke rumah .
Tak lama kemudian dalvin di telepon oleh nisa untuk di suruh kembali tempat mereka
Kumpul tapi dalvin menjawab bahwa dia nggak ada kereta untuk ke sana tapi nisa mengatakan nanti si pei yang menjemput lalu nisa memberikan kunci pada pe,i untuk menjemput dalvin tapi setelah di tunggu2 orang yang menjemput tak kunjung datang
Tiba -tiba nisa menelpon dalvin untuk menunggu di luar rumah .tapi setelah lama menunggu tiba2 dalvindi datangi salman dan kawannya
Langsung di bawa ke dalam mobil dan langsung di pukuli dandi ancam salman dan kawannya sementara nisa yang ada di dalam
Mobil hanya tersebut hanya diam tanpa ada niat mencengah penganiayaan tersebut.
Di dalam mobil salman mengancam sambil menodongkan pistol ke kening dalvin dan paha dan mengatakan akan menembakan 2 peluru kalo dalvin tidak mau mengikuti ke inginannya
Serta mengancam akan membakar rumah dalvin dan keluarganya .serta meminta kepada menyerahkan kereta NMAX nya .
Setelah. melakukan aksi brutal terhadap Dalvin, salman menyerahkan dalvin ke Kapolrestabes Medan..sebelumnya dalvin di bawa berkeliling oleh salman dan Nisa tepat jam 10,00
Wib baru sampai di polrestabes medan .
Mendapai kabat bahwa dalvin udah berada di polrestabes medan pihak keluarga dalvin meminta bantuan pendampingan kepada
Lembaga Reclasering .
Setelah team reclasering dengan di dampingi kuasa hukum reclasering Sdra Yudi Zebua / Tim dan keluarga langsung datang menjumpai juper yang menangani kasus iniyang bernama RAFAEL
Dan di sini team reclasering banyak melihat ke janggalan2 yang di lakukan oleh oknum aparat polrestabes medan kerena kinerja mereka di nilai tidak sesuai SOP .
Jangan anggap masyarakat bodoh dan jangan berlindung atas nama PRESISI kalo Institusi tidak paham dan tidak menjalankan dengan arti presisi itu sendiri .
Dalam pertemuan di dalam ruangan polrestabes team reclasering dan keluarga sempat bertemu dengan salman dan terjadi keributan sehingga menjadi perhatian tertuju pada keributan itu sehingga akhirnya
Keluar Iptu Budi Darmono untuk menyelesaikan kasus ini.
Keluarga meminta kepada Iptu budi farmono untuk segera membebaskan dalvin hari ini juga .agar tidak
Terjadi hal -hal yang tidak di inginkan walau pun terjadi perdebatan yang alot akhir ke sepatan itu di setujui.
Setelah dalvin di keluarkan ,pihak keluarga membuat laporan balik teehadap salman dan nisa karena tidak terima atas apa yang terjadi terhadap dalvin .
Di sini kita lihat kinerja aparat penegak hukum polrestabes medan apakah benar2 menjalankan SOP sesuai motto .mengayomi, melindungi, dan melayani masyarakat .
Karena selama ini kalo masyarakat kecil yang membuat laporan atau pengaduan selalu tidak di tanggapi / di abaikan .
Tapi kalo yang punya uang dan koneksi langsung di tangani .
Seharusnya Institusi polrestabes Medan tegakan hukum secara Horizontal .bukan tumpul keatas , tajam ke bawah .ini saatnya Institusi Polrestabes Medan berbenah diri untuk mengembalikan
Kepercayaan masyarakat terhadap Institusi tersebut .
By IDA SumBrans.
Dalvin yang tengah berada di lokasi, terkejut saat seorang anggota Polrestabes Medan mendekatinya dan mengeluarkan senjata api. “Saya merasa sangat terancam dan tidak tahu harus berbuat apa,” ungkap Dalvin yang masih trauma dengan kejadian tersebut.
Setelah mengalami kekerasan, Dalvin segera menghubungi keluarganya dan meminta bantuan. Pihak keluarga, yang merasa kecewa dengan tindakan aparat, langsung melaporkan kejadian ini ke Polrestabes Medan untuk mendapatkan keadilan. “Kami ingin agar pelaku diusut tuntas, tak ada satu pun yang kebal hukum, apalagi seorang polisi,” tegas keluarga korban.
Keluarga Dalvin menuntut agar Polrestabes Medan segera memberikan penjelasan resmi terkait kejadian ini, serta memastikan proses hukum yang transparan dan adil. Mereka meminta agar tidak ada penyelidikan yang tertutup dan agar oknum yang terlibat segera dikenakan sanksi tegas sesuai peraturan yang berlaku.
Selain itu, keluarga Dalvin juga mendesak agar Polrestabes Medan menegakkan profesionalisme dalam bertugas, serta tidak memberikan perlakuan istimewa kepada anggotanya yang terbukti melanggar hukum. “Kami tak akan mundur, kami akan terus mengawasi kasus ini sampai ada keadilan yang ditegakkan,” ujar keluarga korban dengan tegas.
Kasus ini saat ini masih dalam penyelidikan intensif, dan masyarakat serta pihak-pihak yang peduli keadilan diminta untuk terus mengawasi agar tidak ada upaya penutupan kasus ini. GeberNews.com akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memastikan agar pelaku yang bersalah diadili.